Siapa yang tidak tahu Indomie? Rasanya nggak ada rakyat Indonesia yang nggak tahu produk ini kecuali suku pedalaman (tapi kadang di pedalaman juga ada Indomie loh). Disini nggak ditulis sejarah Indomie, resep bumbu dan sebagainya. Sesuai judul, tulisan ini hanya membahas produk terbaru Indomie, yaitu Indomie rasa Rendang. Sebenarnya varian rasa rendang ini sudah pernah muncul dengan kegagalan di pasaran, hmm...
Awal kemunculannya di minimarket dan supermarket nggak terlalu menarik perhatian gue, karena gue beranggapan kayaknya produk Indomie goreng ini bakal bernasib sama seperti varian produk Indomie goreng lainnya yang “gagal” di pasaran. Tapi sejak muncul di iklan televisi nasional, gue jadi tertarik buat nyicip dan kebetulan adik perempuan gue ngidam pengen nyoba rasa Indomie ini juga. Dan akhirnya dibelilah Indomie Goreng Rendang sebanyak lima bungkus di minimarket terdekat di kota anda (promosi coy? Hahaha)
Bagaimana sensasinya?
Ehm, sejak dikeluarkan dari panci perebusan dan diaduk bersama bumbu rujak Indomie diatas piring sederhana berwarna dasar putih dengan ornamen bunga-bunga di pinggiran piringnya tercium aroma khas jempol kaki rendang meskipun menurut gue aromanya masih agak kurang terasa ( ribet amat tinggal kasih rendang dari warung padang aja udah kerasa rendangnya ). Dan mulailah kunyahan pertama dari sikat WC sendok makan logam yang kalo di tanah abang harganya sepuluh buah harganya dua puluh ribu, tapi kalo ngambil tiga puluh harganya lima puluh ribu aja deh kasih buat penglaris (etdah malah jadi jualan sendok).
Rasa rendang dari indomie ini sejak ciuman pertama (awas pikirannya ngeres) dari aromanya sudah bisa gue duga kalau rasanya juga tidak sekuat aromanya. Rendang yang digadang-gadang adalah masakan terenak di dunia itu nggak muncul di Indomie goreng ini. Entah apa lidah gue yang liar salah atau bumbunya yang belum menemukan takaran yang sama seperti rendang asli, entahlah tanyakan saja kepada rumput yang berdansa pabrik Indomie-nya.
Bukannya mau menjelek-jelekkan produk Indomie, tapi yang jelas sihir Indomie terutama Indomie goreng yang biasa (yang bungkusnya warna putih itu) saja masih menjadi primadona dan favorit gue sampai saat ini (ups, produk pabrik sebelah jangan tersinggung yah, hehehe).
Kalo Indomie Goreng Rendang masih begini-begini saja yaah nggak tertutup kemungkinan nasibnya bakal menyusul nasib Mie Goreng Keriting (perasaan semua Indomie keriting dah), Mie Goreng Pedas, berbagai Indomie rebus yang di-”goreng”-kan (tahu kan namanya apa saja) yang menurut gue namanya redup setelah sempat heboh kayak musim boyben-conk, awal munculnya heboh tapi lama kelamaan hilang begitu saja ditelan bumi.
Nggak mau ribet? Yaudah sih kembali ke Indomie Goreng yang biasa. Gitu aja kok repot...
Hahaha, indomie goreng rendang enak kok. Cuma saya nggak bisa makan banyak-banyak sih #curcol
ReplyDeleteTapi yaa, memang indomie goreng yang pertama kali itu juga enak. Bagi saya yang penting bisa makan mie he-he-he :p
Saya follow blog Kakak ya. Btw, gimana sih cara masukkin musik ke blog ini? Saya berkali-kali coba tapi gagal mulu *nggak bakat*
Saya suka dua-duanya sih: Indomie Goreng Rendang ataupun Indomie Goreng. Meski nggak bisa makan banyak-banyak juga. #curcol
ReplyDeletePost ini bikin saya ngakak dan ngiler... akan kenikmatan Indomie XD
By the way *ceilah* saya follow blog ini ya, Kak. Terus saya juga penasaran, cara masukkin musik ke sini gimana? Hehehe *nggak bakat*
latihan nulis dulu gih... super garing tulisannya, mau ngelucu tapi gak dapet banget. jokes sendok itu sangat nggak banget deh, bukannya ketawa, orang yang baca juga bakal eneg. kalo orang jawa bilang, tulisannya masih "wagu".
ReplyDelete