Masih teringat saat gue membeli 4 buku Harry Potter tahun lalu (di tahun 2008), yaitu volume 1 (And the Sorcerer Stone), 3 (And the Prisoner of Azkaban), 5 (And the Order of the Phoenix) dan 6 (And the Half-Blood Prince). Mereka semua menjadi penghuni lemari buku gue hampir selama satu tahun tanpa disentuh karena kalah bersaing dengan penghuni lainnya yaitu buku pelajaran, komik dan anime.
Tapi, pertengahan Januari ini (2009), entah kenapa ada perasaan tertarik untuk membaca buku ini. Diliputi rasa bosan dan kebetulan lagi nggak ada kerjaan, salah satu kebiasaan gue kembali muncul melihat sampul “Harry Potter: And the Sorcerer’s Stone”. Dan mulailah membaca buku itu. Tak sampai 2 hari buku itu selesai habis dibaca. Komentar? Gue rasa buku pertama sangat bagus untuk bahan cerita dongeng pengantar tidur anak-anak. Dilanjutkan dengan buku ke-tiga (nggak beli buku ke-2) disinilah gue mulai mengerti alur cerita Harry Potter karena selama ini hanya menonton filmnya dan bengong bego nggak ngerti dan merasa cerita Harry Potter mulai nggak nyambung.
Oke masuk inti pembicaraan, setelah selesai membaca buku ketiga selama 4 hari. gue mulai membaca buku kelima, Harry Potter: And the Order of the Phoenix” . Jujur aja bukan hanya Harry Potter saja kepalanya yg tersiksa tapi gue juga sama tersiksanya ngebaca buku yang tebelnya saingan sama Kamus Besar Bahasa Indonesia itu. Masih inget gw ngebaca tu buku cuma 6 hari (tanggal 20-26 Januari kemarin), mata gue yg udah limit dipaksa mbaca buku itu sampe lewat tengah malam, krn hampir nggak ada waktu selain diatas jam 10 malam untuk ngebaca tu buku.
Bagaimana komentar gue tentang buku Harry Potter yang ke-5?
Oke, secara keseluruhan ceritanya sangat bagus dan pengarangnya sangat handal dalam membuat pembaca tetap betah pada bukunya. Terutama adegan saat Harry, Ron, Hermione, Neville, Ginny, dan Luna bertempur habis-habisan melawan sepuluh Death Eater. Bener2 menegangkan walaupun cuma membaca buku, dan gue menganggap klo buku Harry Potter ke-5 adalah yg terbaik. Cuma mungkin satu kelemahannya (mungkin bisa dibilang salah satu kelebihan) adalah kedua mata gue jadi berkantung gara-gara kurang tidur dipaksa lembur baca buku sampai jam 2 pagi.
Bagaimana Dengan Film-nya?
Sehari setelah selesai membaca bukunya, kakak gue minjem DVD “Harry Potter: And the Order of the Phoenix” dari temannya. Langsung aja gue buru-buru nonton (padahal baru pulang skul jam 6 sore), pengen ngliat gimana buku setebal 1200 halaman dijadikan film berdurasi 120 menit.
Setelah film selesai cuma ada 2 kata terlontar, “Cuma gitu?”. Sekali lagi, “Cuma gitu?”. Biar lebih jelas, “CUMA GITU??”.
Nggak nyangka ternyata filmnya tidak se-SERU bukunya!!! Ini menguak misteri kenapa gue TIDAK PERNAH mengerti alur cerita Harry Potter mulai dari cerita kedua karena hanya NONTON doank!!!
Gw cuma bisa ngomong, “Kalo lo mo nonton Harry Potter, lo musti baca dulu bukunya baru bisa ngerti ceritanya”. Sayangnya kebanyakan orang Indonesia itu cuma bermental NONTON, bukan bermental MEMBACA. Kenapa gw ngomong kayak gitu? Bagi orang-orang penggemar Harry Potter tapi males baca bukunya, gw berani taruhan “Dia” nggak bakal bisa ngejawab dengan tepat pertanyaan seputar film kelima Harry Potter seperti berikut:
Satu--Apa itu Order of Phoenix? Siapa saja pendirinya? Siapa ketuanya? Apa tujuannya? Dimana markas besarnya? Milik siapakah markas itu?
Dua--Siapa yang mengirim Dementor yg menyerang Harry dan Dudley? Apa alasannya?
Tiga--Apa alasan Professor Trelawney diusir dari sekolah? Dan siapa guru pengganti Trelawney? Mengapa Dumbledore memilihnya?
Empat--Siapa penggagas utama Dumbledore’s Army (Laskar Dumbledore)? Bagaimana cara mereka berkomunikasi tanpa ketahuan Umbridge?
Lima--Apakah isi ramalan yg diincar Voldemort? Untuk siapakah ramalan itu? Dan siapa yg meramalnya?
Enam--Kenapa Harry tidak betah di Hogwarts? Apa saja alasannya?
Tujuh--Siapa seeker tim Quidditch Griffindor pengganti Harry?
Delapan--Kenapa Harry yg dipilih Voldemort sebagai tandingannya dan bukannya Neville?
Sembilan--Apa 2 alasan utama Fred dan George Weasley kabur dari Hogwarts?
Sepuluh--Apa itu OWL?
Dan masih banyak laiinya...
Walaupun bukunya terkesan bertele-tele, tapi justru tulisan yg “Bertele-tele” itulah misteri sebenarnya dari cerita keseluruhan. Di filmnya yg kelima, gue juga tidak menemukan sedikitpun Quidditch ditampilkan. Padahal ingin rasanya melihat pertandingan antar asrama lagi. Dan juga keisengan para penghuni asrama kepada Umbridge yg konyol-konyol dan kreatif.
Tapi ada satu hal yg menarik di film ini. Entah mungkin gue fanatik, fans setia atau apalah. Pemeran Cho Chang, pacar Harry terlihat seperti Hirano Aya saat berumur 16 tahun.
Gw bisa ngerti gimana sulitnya ngompres 1200 halaman di buku menjadi 120 menit di film Nggak mungkin menampilkan semua adegannya, walaupun sering justru itulah yg terpenting. Tapi kekecewaan terbesar adalah saat Harry dan lima kawannya bertarung mati-matian melawan 10 Death Eater (di film, Harry dkk hanya melawan 6 Death Eater kalau nggak salah liat). Sebenarnya harapan terbesar gue menonton versi filmnya adalah menonton adegan menegangkan pertarungan 6 remaja melawan 10 orang dewasa, sebelum 6 anggota Order of Phoenix, Voldemort dan Dumbledore datang seperti yg ditulis di buku... sayang sekali harapan tidak terkabul sepenuhnya...
Sepertinya, postingan ini lebih mirip curhat kekecewaan yah...
sejak film pertama berani aku bilang jelek semua. kalo mau sesuai dgn novelnya emg harus 10 jam penayangan mungkin. buku ke-5 itu tebelnya 2000 halaman kalo versi indonesianya.
ReplyDeleteyg paling lucu adl patung di kementrian seharusnya hidup krn sihir dumbledore tapi nggak ada di film. itu yg bikin aku paling kecewa. padahal seharusnya duel "the man who shouldn't be named" sama Albus pastinya seru banget.
ReplyDelete1200 halaman kok, bukan 2000. Memang benar filmnya minimal harus 10 jam penayangan. Kan puas tuh nonton lengkap...
ReplyDeleteNah itu dia... gw jg heran knp patung malaikat dan centaurus-nya nggak bergerak (hancurpun nggak). Dah gitu berantemnya bentar doank lagi... duh PARAH...!!!
ReplyDeleteeh iya sori, agak lupa soalnya udah lama bacanya.
ReplyDeleteWew, berarti gw dah kelewatan jauh banget yah, gw baru slese baca seminggu yg lalu. Buku yg ke-enam (Half-Blood Prince) baru kelar kemaren. Tinggal beli yg ketujuh, eh dah ada blom versi bhs Indonesianya? Terakhir gw liat di toko buku lom ada tuh... kira2 harganya brapa ya?
ReplyDeletetemen2ku beberapa emang ada yg cukup puas dgn hanya melihat pelemnya. aku merasa kasina dgn mereka
ReplyDeleteudah ada sejak 1 tahun yg lalu. cari aja di gramed pasti ada. harganya di atas 200rb. tapi layak dikoleksi kok.
ReplyDeletesejak awal tu....jangan pernah mengharap apa yang anda baca di buku akan sama PERSIS dengan apa yang anda saksikan dalam versi film nya...(entah, dikurangi ato ditambahi ato kombinasi dikurangi yang ini tapi ditambah yang itu)
ReplyDeletehanya ada 2 opsi saja : LEBIH BAIK ato LEBIH BURUK, dan itu berlaku untuk semua film yang diangkat dari buku. (terserah mau buatan siapa, termasuk film lokal)
atau pilih salah satu, NIKMATI BUKUNYA SAJA ato NIKMATI FILMNYA SAJA
seperti THE LORD OF THE RING-TRILOGY, aku belum pernah baca bukunya...jadi kuanggap filmnya itu udah cukup keren (terutama yang THE RETURN OF THE KING) entah kalau ntar kecewa pas udah baca bukunya^^
Sayang banget yah... padahal klo mo tahu lengkap baca aja bukunya...
ReplyDeleteGw pribadi rela tidur jam 2 malem, jebolin tabungan wat bli besar2an, nyuri2 waktu wat baca di klas (padahal ada guru), baca di bis kota (mata gw nggak kuat), nggak keluar kamar berjam-jam, dll
Tapi, hasilnya?? PUASSS...!!!
sama seperti ketika pertama kali aku baca Harry Potter yg buku pertama.
ReplyDeleteiya, tapi dalam kasus Harry Potter 5 ini emang parah bgt filmnya. soalnya bukunya tebel bgt dan film nya cumak 2 jam aja. kalo dibikin 10 jam mungkin yg rugi bioskop 21 nya hehehe....
ReplyDeleteYupe..!!! Gw setuju banget...!!! Buku pertamanya menurut gw sangat imajinatif dan (sampai sekarang) blom ada pengarang buku ber-genre fantasy yg bisa menggambarkan dunianya spt Harry Potter...
ReplyDeleteBahkan klo gw yg jadi J.K Rowlings, gw pasti mengajukan syarat klo mo dibikin film-nya harus lengkap tanpa dipotong2, walaupun harus dibuat beberapa chapter. Gitu, deh..!!!
ReplyDeletesetuju, saya bahkan rela bayar 100rb kalo ditayangkan bener2 tanpa dipotong.
ReplyDeleteSetuju...!!! Gw juga rela jebolin tabungan lagi wat nonton+beli film-nya klo tu bner2 ditayangkan...
ReplyDeletesutradaranya yg bakal teler bikin filmnya.
ReplyDeleteSaya yakin bgt, film ke-6 dan ke-7 nanti bakal parah juga.
Klo gw jadi Rowlings, gw bilang, "Biarin aja, lu mao bikin kan musti ijin gw dulu! Mo bikin bikin klo nggak mau ya nggak usah".
ReplyDeleteGw berani taruhan 6&7 nya sama parah..
hehehe, kira2 parah mana dibandingkan film2 horor Indonesia?
ReplyDeleteAh gw nggak suka film horor indonesia, cuma ngagetin doank pake BGM. Ga ad serem-seremnya, gw aj ngantuk nontonnya...
ReplyDeletebtw, kamu suka nonton anime saint seiya nggak bro?
ReplyDeleteWaduh, dah lama banget terakhir nonton tp ga sampe tamat...
ReplyDeletekamu bisa donlot anime nya di blog ku. aku punya sampe tamat, tapi yg udah kupasang sampe sanctuary aja.
ReplyDeleteWah, asik nih...
ReplyDeleteYah.....emang sih. Antara Film n Bukunya pasti beda. Law di film kayak ada yg dikurangin alur ceritanya *emang iya*.
ReplyDeleteIya sih, tapi tetep aja.....
ReplyDeletesudah.. sudah semuanya jgn b'sedih lagi ya...
ReplyDeleteambil manfoatnya ajah dari buku, film, pembuatan film, dan apa manfoat dr membaca.
Klu gw sih cuma satu kata aja buat penciptanya, kagum
Tapi koq, putu katie malah jadi mirip Titi kamal ya bru??
Ndak tahu tuh gw... knp ya?
ReplyDeletemenurutku sih yang terparah tu versi film prisoner of the azkaban
ReplyDeletemasa...firebolt dapatnya di akhir cerita?
masa...pesta juara quidditch gryffindor gak ada? bahkan turnamennt juga kaga ada?
Yg kelima juga nggak ada turnament quidditch. yg lebih parah, sedikitpun tentang quidditch tidak ada. Yg prisoner of azkaban masih mending karena Harry dapet sapu firebolt
ReplyDeletetapi malah sebagai terakhir...padahal dibukunya kan di pertengahan...
ReplyDeletekelima bukannya dibuku juga emang gak ada....kan dilarang ama "kepala sekolah" sapa namanya tuh?
Dolores Umbridge...
ReplyDelete