Kerja Online Dari Rumah

3/4/12

Mengubah Budaya dalam Organisasi Kemahasiswaan





Organisasi Mahasiswa seperti UKM, BEM dan Komunitas Mahasiswa tentu mempunyai ciri khas tertentu satu sama lainnya yang membuatnya memiliki daya tarik tersendiri bagi para peminat kegiatannya. Tak terkecuali iklim internal yang bisa disebut “Budaya Organisasi”

Budaya dalam garis besar terbentuk dari kebiasaan yang dilakukan terus menerus dan turun menurun dari generasi satu ke generasi berikutnya, entah kebiasaan yang baik maupun kebiasaan yang buruk.

Semua organisasi menghendaki budaya di dalam tubuhnya adalah budaya yang baik dan bisa menjadi contoh atau panutan bagi organisasi lainnya, sehingga tujuan organisasi tercapai dengan baik dan tepat sasaran.

Namun, tidak semudah mengatakan daripada melakukannya untuk mengubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan yang lebih baik di dalam organisasi. Seperti perumpamaan berikut:

Kebiasaan atau budaya seperti layaknya sebuah roda besar, bila mulai digerakkan akan terasa sangat berat, namun bisa sudah berjalan maka akan sangat mudah menggerakkannya. Tapi untuk menghentikannya, jangan dengan tiba-tiba menahannya dari depan karena akan terlindas. Cara menghentikan putaran roda tersebut adalah dengan perlahan-lahan menghentikan putarannya.

Dengan perumpaan itu pula, mengubah budaya dalam organisasi juga mesti perlahan-lahan, atau akan menuai perselisihan yang akan berujung ke perpecahan, bahkan pembubaran.

Sebagai contoh, banyak budaya di dalam organisasi yaitu “ngaret”. Ngaret atau mengulur-ulur waktu seakan sudah menjadi budaya bangsa yang tidak terpisahkan. Akibat yang ditimbulkan dari ngaret ini sangat fatal. Bayangkan saja kalau dokter ngaret datang ke lokasi rumah sakit untuk operasi, pemadam kebakaran yang telat datang ke lokasi kebakaran, atau panitia Even Organizer telat hadir di acara.

Apa akibat dari budaya mengulur-ulur waktu ini? Kepercayaan dan integritas HILANG!!!

Bila suatu perusahaan sudah kehilangan kepercayaan juga integritasnya dari mitra usahanya, yang terjadi adalah siap-siap gulung tikar. Begitu pula organisasi mahasiswa, bila sudah dinilai tidak menunjukkan hasil yang bagus, baik dari sisi kegiatan dan manajemennya maka oleh Universitas, organisasi ini bisa di-vakum-kan atau yang lebih buruk, DIBUBARKAN.

Lalu, apa langkah untuk mengubah kebiasaan seperti ngaret ini?

Langkah termudah dan paling efektif adalah dari KESADARAN dari masing-masing individu anggota organisasi untuk mulai mengubah kebiasaannya yang buruk menjadi lebih baik. Dengan langkah mendisiplinkan diri sendiri, yang tadinya telat manjadi tepat waktu, yang tadinya malas-malasan menjadi rajin, yang tadinya suka menggampangkan urusan menjadi serius menangani urusan tersebut, dan lain-lain.

Awalnya memang sangat berat, tapi bila didasari niat juga kecintaannya kepada organisasi maka rintangan apapun bisa dilalui. Apalagi bila dilakukan bersama-sama, maka akan jauh lebih mudah. Dengan demikian bila jadwal latihan, rapat, pertemuan juga kegiatan yang lainnya dilakukan dengan tepat waktu dan efektif maka akan menimbulkan kepuasan baik dari sisi organisasi, pihak Universitas, juga kepada penikmat hasil kegiatan organisasi tersebut.

Jadi tunggu apa lagi? Bila kamu ingin budaya organisasi kamu menjadi lebih baik, maka mulailah dari diri kamu sendiri, setelah itu ajaklah orang lain untuk melakukannya bersama-sama. Maka dari situlah perubahan yang lebih baik akan tercipta, Insya Allah.

1 komentar:

Mohon untuk berkomentar menggunakan IDENTITAS yang jelas. Saya tidak akan meng-approve komentar yang menggunakan identitas "Anonim" atau "Anonymous".

Semua komentar anonim tidak akan saya tampilkan lagi. Silahkan berkomentar/berdiskusi dengan santun, sopan dan mengikuti tata krama yang baik. Terimakasih