Kerja Online Dari Rumah

8/13/09

[JOKE] 5 Short Stories About Noordin and the Chrony at Temanggung

Note: Setting semua cerita ini adalah peristiwa penyergapan rumah teroris di Temanggung tanggal 7-8 Agustus 2009.


Story 1: Siapa di Dalam?



Minggu pagi hari, desa di Temanggung mulai ramai kembali (udah dari Sabtu kemaren sore ramenya tauk!) dan Kapolri telah datang dari Jakarta gara-gara kesel ama polisi Temanggung yang mentalnya katro’ karena beberapa orang teroris doank. Cuma gara-gara gosip ada bom kecil sebiji masa’ langsung jiper smuah? Nggak lucu donk! Mending FBI atau CIA yang langsung nyerobot masuk.

Setelah briefing selama beberapa waktu dipimpin oleh Kapolri, para polisi ndeso ituh mulai punya nyali buat ngedeketin tuh rumah konrakan. Saat tim Densus 88 (nomornya mirip amat dah ama merek es teler, cuma beda “satu angka” doank. Biar laku kali) mulai mendekati rumah teroris milik Mohzari sambil memegang senapan canggih dan di-backing rekan-rekannya dari belakang, prajurit yang paling depan yang paling deket ama pintu rumah teriak:

“Woy! Ada siapa di dalem?” kata ntuh prajurit dari luar rumah.

Suasana hening sesaat . . .

“Noordin Muhamad Top” kata suara dari dalem rumah.


Coba pikir. Segoblok-gobloknya orang mau maling ayam kalo ditanya kayak gitu bakalan ngaku nggak. . . ? ? ? Kalo gue sih pasti diem aja biar disangka nggak ada siapa-siapa.

(catatan: katanya cerita ini fakta loh! Bener nggak?)



Story 2: Gimana Makenya?

Jadi ceritanya begini, nih. Tim Densus 88 udah ready-steady-go di pintu rumah kontrakannya Mohzari. Yang paling depan nenteng senapan yang baru dibeli dari Amerika, pastinya super canggih donk! Yang dibelakangnya nge-backing prajurit di depannya nenteng senjata yang sama, sedangkan yang paling belakang megangin bambu galah (sumpah! Bener-bener bambu galah. Gue liat sendiri kok dari TV).

Prajurit yang terdepan ngetok pintu rumah. “tok . . .tok . . .tok”


“Anda sudah terkepung! Segera serahkan diri anda!” perintah prajurit itu dalam posisi berjongkok sambil tetap membidikkan senapannya.

Orang yang di dalam rumah ngebuka pintu rumahnya dan dengan wajah blo’on ngomong,

“Loh, ada perlu apa yah, Mas?”


Prajurit itu berdiri sambil memperlihatkan senjatanya dan berkata . . .


“Ooh, nggak saya cuma mau nanya. Nih senapan gimana cara makenya sih?”



Cerita 3: Udah Abis

Pengepungan rumah yang disinyalir menjadi tempat persembunyian gembong teroris nomor 1 yang paling dicari, Noordin M. Top telah dikepung oleh pasukan antiteror bentukan Presiden SBY, yaitu Densus 88.

Selama hampir 18 jam rumah yang berada ditengah persawahan itu telah dikelilingi oleh pasukan dan warga sekitar. Dan tiba waktunya saat pasukan sudah mulai mendekati pintu rumah Mohzahri, pemilik rumah kontrakan ntuh.

Dengan perlahan namun pasti (kayaknya lebih pantes ditambah kata “tidak” di depan kata “pasti”) tiga prajurit terdepan mendekati pintu rumah teroris itu dengan berjalan jongkok sambil tetap membidikkan senjatanya, berjalan sangat perlahan sampe-sampe warga yang capek nungguin pada ngopi, ngerokok sama makan gorengan di warteg sebelah dulu. Laper tauuk . . .


“Woy, elo lama banget majunya! Cepetan kenapa!” prajurit 2 protes ke prajurit 1.

“Santai aja kenapa, Bro! Biar bener-bener disangka ada bom beneran” kata prajurit 1.

“Kaki gue udah pegel mampus dari tadi jalan jongkok, mana ’tentengan’ gue beratnya amit-amit dah” protes prajurit 3.

“Yaudah elo ganti posisi didepan gue, deh!” kata prajurit 1.


Dan prajurit 1 dan 2 bertukar tempat, dengan cepat mereka sudah di depan pintu bersiap akan menembakkan senjatanya.


“Anda sudah terkepung! Serahkan diri Anda segera!” perintah prajurit 2.


Prajurit 1 dan 3 yag dibelakangnya sudah bersiap menembak, sampai tiba-tiba . . .


“Maaf ya, Mas-Mas. Jam penyewaan senjatanya udah abis, kalo mau minjem lagi daftar dulu yah di tempat saya!” kata seorang bapak-bapak dibelakang mereka sambil menyita senjata mereka


Ketiga prajurit itu bengong sambil garuk-garuk kepala, dan rela aja senjata mereka diambil sama bapak itu.

Senjata kok pake NYEWA . . . ? ? ? ?



Story 4: Bener Nggak Sih?

Tiga Polisi yang di dekat pintu rumah sudah bergerak dengan susah payah dari seberang sawah ke rumah yang menjadi sarang teroris yang diduga ada Noordin M. Top, gembong teroris nomor satu di Indonesia (nggak tahu kenapa TV One sering banget nyebut kata “Gembong teroris nomor satu di Indonesia”, ampe bosen gue dengernya).

Jaah . . . nyeberang sawah aja pake susah payah, lha tinggal jalan aja kok susah?? Lucu dah Polisi Indonesia, wekekekek . . .

Polisi 1 mulai ngetok pintu sambil tetep ngacungin senjatanya, “Tok . . .tok . . .tok”


“Serahkan diri Anda ! ! !” ultimatum polisi 1.


Tak lama kemudian pintu rumah terbuka . . .


“Ada apa yah, Mas? Dari kemarin rasanya rameee banget di sekitar rumah Saya” kata penghuni rumah yang berpakaian singlet sama sarung dengan tampang kusem kayak abis bangun tidur.

“Eh, ini bukannya rumah Noordin M. Top? Si teroris itu tuh, Bapak nggak nonton beritanya di TV?” kata polisi 1.


Yang ditanya malah masang wajah pilon. Melihat hal itu, polisi 1 jadi ragu dan nanya ke polisi 2 dibelakangnya,


“Eh, ini bener nggak sih rumahnya Noordin?” Polisi 2 cuma geleng-geleng.

“Kayaknya sih . . . bukan”

“Ooo, yaudah Mas. Maaf kami udah ganggu. Permisi” kata polisi 1 pamit.

“Ya . . .ya . . .”




Story 5: Nanda

Setelah pertempuran sengit antara pasukan pemerintah melawan para teroris telah selesai dan para teroris satu persatu menyerahkan diri. Ketika tinggal satu orang aja yang belom ditangkep masih ada dan bertahan di dalem rumah, polisi jadi kelimpungan. Jangan-jangan itu Noordin M.Top!!!

Setelah beberapa lama membujuk orang yang di dalem itu akhirnya ia setuju untuk menyerahkan diri. Para polisi dan warga hampir gak percaya kalau yang keluar adalah seorang perempuan ! ! ! Maka diinterogasilah dia oleh polisi.


“Nama Kamu siapa?”

“Nama Saya Nanda”


Waduh, masak jadi gini nih! Si Noordin ga ada donk, waah gagal lagi nangkep tuh bos teroris. Namun, Kapolri yang masih sangsi sama tuh cewek gantian nginterogasi . . .


“Siapa nama Kamu!!!” Tanya Kapolri dengan suara tegas ala militer.

“Na . . .Nanda, Pak” jawab cewek itu agak takut denger suara si Kapolri.

“Jangan bohong Kamu! Mata Saya tidak bisa ditipu....!!!!!” suara Kapolri makin keras.

“Be . . .Beneran, Pak. Nama Saya Nanda” cewek itu makin ketakutan.

“Baiklah, Saya percaya. Selanjutnya kalau siang hari nama Kamu siapa?”

“Noordin, Pak”





original Story Created by: SauOni

0 komentar:

Post a Comment

Mohon untuk berkomentar menggunakan IDENTITAS yang jelas. Saya tidak akan meng-approve komentar yang menggunakan identitas "Anonim" atau "Anonymous".

Semua komentar anonim tidak akan saya tampilkan lagi. Silahkan berkomentar/berdiskusi dengan santun, sopan dan mengikuti tata krama yang baik. Terimakasih