Kerja Online Dari Rumah

4/30/16

PRIA PENGHUNI NERAKA [1]: AYAH

Ayah
Ayah

Jika dalam hadist Rasulullah SAW pernah menyampaikan bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah wanita, bukan berarti para Pria bisa tenang dan berleha-leha. Sungguh ada golongan Pria yang juga harus menderita di neraka karena mengabaikan tanggung jawabnya terhadap Wanita.

Mereka yaitu Pria sebagai Ayah yang tidak mempedulikan anak-anaknya, atau sebagai suami yang tidak menjaga istrinya, sebagai saudara yang tidak menjaga kehormatan saudarinya sepeninggal Ayahnya dan seorang putra yang orangtuanya telah sepuh tapi tidak merawat dan menjaganya dengan baik.
Golongan Pria PERTAMA yang mendapat ancaman neraka yaitu para AYAH YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP ANAK-ANAKNYA.

Ayah bukan hanya pasangan dari Ibu. Ayah bukan sekedar mesin ATM yang mengeluarkan uang, setelah itu selesai urusan. Bukanlah sosok yang asing dirumah yang hanya bicara seperlunya atau hanya berkata-kata bila murka. Ayah merupakan KEPALA KELUARGA yang BERTANGGUNG JAWAB terhadap keluarga, istri, dan putra-putrinya. Tidak hanya bertanggung jawab terhadap makan dan minumnya, tetapi juga pendidikan, akhlak dan keberhasilan dunia dan akhirat. Inilah pesan Rasulullah SAW dalam sabdanya :

------------------------------------------------------------
"Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin. Seorang lelaki adalah pemimpin bagi anggota keluarganya, dan ia akan diminta pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dipimpinnya atas mereka" (HR. Muslim)
------------------------------------------------------------

Sementara di dalam Al-Qur'an, Allah SWT juga telah menggariskan tugas pada setiap orang yang beriman :

------------------------------------------------------------
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurharkai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan" (QS. At-Tahrim: 6)
------------------------------------------------------------

Ayah merupakan BENTENG PENJAGA bagi putra-putrinya dari perbuatan maksiat dan dosa. Jangan sampai seorang Ayah kehilangan kepekaan iman sehingga MEMBIARKAN anggota keluarganya larut dalam gelimang maksiat dan dosa. Atau yang lebih parah, ia sendiri yang justru MENJERUMUSKAN istri dan anak-anaknya dalam dosa.

Ada ancaman yang sangat berat bagi para Ayah yang TIDAK PEDULI akan agama dan akhlak putra-putrinya. Seperti seorang Ayah yang tidak peduli dengan PAKAIAN yang dikenakan anaknya, membiarkan auratnya terbuka dan menjadi pemandangan umum, atau seorang Ayah yang membiarkan anaknya PERGI BERDUA-DUAAN dengan lelaki lain yang bukan muhrimnya.

Para Pria seperti ini di dalam Islam disebut dengan "DAYUS". Dan DAYUS termasuk orang yang terancam TIDAK MASUK SURGA. Jika surga tidak menerima, maka NERAKA LAH TEMPAT KEMBALINYA.

------------------------------------------------------------
"Tiga golongan yang Allah haramkan surga atas mereka: pecandu khamr, durhaka kepada orang tua dan DAYUS, yaitu orang yang TIDAK CEMBURU KETIKA ORANG BERMAKSIAT DENGAN KELUARGANYA." (HR. Ahmad)
------------------------------------------------------------

Ancaman terhadap para Ayah yang menjadi DAYUS sejatinya bertujuan agar mereka dapat menjadi PEMIMPIN YANG BAIK bagi para anggota keluarga lainnya. Hari-hari ini banyak para Ayah yang merasa tanggung jawab pengasuhan dan pendidikan anak sepenuhnya ada di tangan Ibu.

Ia sudah MERASA CUKUP dengan memenuhi mereka dengan berbagai macam fasilitas, bahkan yang lebih KURANG AJAR, sebagain Pria hanya lebih mementingkan hasrat seksual terhadap istrinya tanpa mau BERTANGGUNG JAWAB terhadap anak-anak akibat perbuatannya itu.

Sejarah Nabi, rasul dan orang-orang saleh yang diabadikan di dalam Al-Qur'an juga kental dengan KUATNYA PERAN SEORANG AYAH DI DALAM PENDIDIKAN MEREKA. Salah satu contoh yang paling jelas adalah kisah Luqman al Hakim. Meski bukan Nabi, karena kesalehan dan bijaksana dalam nasehat-nasehat Luqman terharap anak-anaknya, Allah abadikan di dalam Al-Qur'an. Diantara nasehat-nasehat Luqman terhadap anaknya adalah LARANGAN MEMPERSEKUTUKAN ALLAH.

------------------------------------------------------------
"Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah maha kaya lagi maha terpuji". Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar" (QS. Luqman: 12-13)
------------------------------------------------------------

Dialog antara Ayah dan anak juga dapat kita lihat dari nabi Ya'qub AS. Allah ta'ala berfirman menceritakan dialog nabi Ya'qub dengan anak-anaknya :

------------------------------------------------------------
Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". (QS. Al-Baqarah: 133)
------------------------------------------------------------

Bukan KEKURANGAN HARTA yang dikhawatirkan nabi Ya'qub terhadap anak-anaknya, melainkan KEKURANGAN IMAN-lah yang ia khawatirkan sehingga menjelang ajalnya nabi Ya'qub perlu MENEGASKAN lagi KEYAKINAN SEPERTI INI kepada anak-anaknya.

Dialog antara Ayah dan anak dapat juga kita dapatkan dalam kisah nabi Nuh AS. Dalam dialog ini terlihat bagaimana TINGGINYA KEPEDULIAN DAN PERHATIAN NABI NUH terhadap PUTRANYA, KAN'AN. Meskipun putranya tidak mau mengikuti ajaran yang dibawa oleh nabi Nuh, tapi nabi Nuh TIDAK BERPUTUS ASA bahkan sampai saat banjir sudah meninggi.

Nabi Nuh masih berharap putranya mau menaiki kapal bersamanya. Meskipun akhirnya putranya tenggelam dengan kesombongannya tapi UPAYA dan IKHTIAR yang dilakukan seorang Ayah seperti nabi Nuh dalam menghadapi anak yang durhaka dapat MENJADI TELADAN bagi para Ayah.

Allah ta'ala berfirman :

------------------------------------------------------------
"Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir. Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang." Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan." (QS. Huud: 42-43)
------------------------------------------------------------

Dialog antara Ayah dan anak di dalam Al-Qur'an menunjukkan betapa besarnya PERAN dan TANGGUNG JAWAB SEORANG AYAH bagi keluarganya, dan yang menyia-nyiakan merupakan sebuah MAKSIAT yang layak diganjar NERAKA.

------------------------------------------------------------
(Khazanah Islam)

0 komentar:

Post a Comment

Mohon untuk berkomentar menggunakan IDENTITAS yang jelas. Saya tidak akan meng-approve komentar yang menggunakan identitas "Anonim" atau "Anonymous".

Semua komentar anonim tidak akan saya tampilkan lagi. Silahkan berkomentar/berdiskusi dengan santun, sopan dan mengikuti tata krama yang baik. Terimakasih