Kerja Online Dari Rumah

7/20/11

Aku Jahat Kepada Diriku Sendiri


Tak pernah kubayangkan diriku menjadi rusak karena diriku sendiri, kehidupan malam metropolitan yang penuh glamour dan pergaulan bebas telah menggerogotiku. Aku masih muda, umurku pun belum mencapai 30, tapi aku merasa sudah amat tua dengan apa yang telah aku lakukan dengan diriku ini.


Kesalahanku dimulai saat aku kuliah di semester 3. Saat itu aku baru mencoba apa itu rokok, narkoba dan seks bebas karena ajakan menggiurkan dari teman-teman kuliahku. Awalnya aku tidak mau dan menolak, mereka tidak memaksa. Tapi lama kelamaan pertahananku bobol dengan bujuk rayu setan yang berwujud teman-temanku. Mulailah aku merokok, minum alkohol dan sedikit-sedikit aku mencicipi narkoba.

Suatu ketika beberapa temanku membawa film yang membuat hasrat syahwat bangkit. Mereka mengajakku menonton bersama, “Biar sah jadi laki-laki” kata mereka. Aku pun ikut saja dan akibatnya aku makin menyiksa diriku sendiri lebih parah dengan melakukan seks bebas dengan perempuan yang menjual dirinya dengan harga yang sangat amat rendah.

Aku pun terbuai dengan semua kesenangan sesaat dunia itu sampai beberapa tahun. Orangtuaku tidak mengetahuinya karena mereka terlalu sibuk dengan urusan mereka sendiri dan tidak memperdulikan apa yang dilakukan anak-anaknya. Aku pun mencari pelarian dengan melakukan semua hal tidak berguna itu. Sekarang siapakah yang sebenarnya salah? Selama mereka tidak tahu ya dibiarkan saja. Itulah orangtua di kota besar yang menyedihkan ini.

***
Suatu hari aku merasakan ada yang tidak beres dengan tubuhku, awalnya aku tidak memperhatikannya dan menganggap aku hanya kelelahan saja. Tapi lama kelamaan tubuhku semakin memberontak kepada diriku. Ia seakan meronta-ronta seperti orang yang diikat pada rantai besi. Aku tak tahan lagi dan memeriksa tubuhku ke dokter.

Hasil diagnosa yang dikatakan dokter seperti sebuah palu gada raksasa yang menghantam diriku. Aku tidak menyangka aku teledor menjaga tubuhku yang berharga ini. Gara-gara perbuatanku, aku menderita penyakit yang belum ada obatnya sampai saat ini. Tubuh yang seharusnya aku rawat dan aku jaga justru aku hancurkan dengan kejam dan tanpa ampun.

Aku sangat menyesal, begitu pula orangtuaku. Mereka akhirnya sadar akan kealpaan mereka kepada anaknya. Sekarang aku akan mengisi hari-hari selama hidupku untuk melakukan hal yang berguna tidak hanya untuk diriku tapi juga untuk orang lain. Orangtuaku yang tadinya sama sekali tidak pernah peduli apa saja yang aku lakukan, sekarang menjadi pendukung nomor satu pada semua yang aku lakukan sekarang.

Semoga semua yang aku lakukan di sisa-sisa hidupku bisa berguna untuk orang lain terutama kepada orang-orang sepertiku. Bahwa kita harus teliti dan cermat sebelum melakukan sesuatu, dan penyesalan pasti datang belakangan. Inilah pelajaran hidup yang kudapatkan.

0 komentar:

Post a Comment

Mohon untuk berkomentar menggunakan IDENTITAS yang jelas. Saya tidak akan meng-approve komentar yang menggunakan identitas "Anonim" atau "Anonymous".

Semua komentar anonim tidak akan saya tampilkan lagi. Silahkan berkomentar/berdiskusi dengan santun, sopan dan mengikuti tata krama yang baik. Terimakasih