Kerja Online Dari Rumah

11/25/08

Hari PGRI dan Hari Guru Nasional



Selasa, 25 November 2008 bertepatan dengan hari PGRI yang ke 63 sekaligus Hari Guru Nasional Tahun 2008. Sekolah-sekolah memperingatinya dengan berbagai cara, tapi ada satu yang pasti yaitu UPACARA bendera.


Gw, SauOni yang (ternyata masih) menjadi anggota paduan suara jelas ikut bagian sebagai petugas upacara. Sehari sebelumnya, gw dipanggil untuk latihan paduan suara. Di hari PGRI tersebut, Tim Paduan Suara akan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mengheningkan Cipta, Terimakasih, Hymne Guru, dan Syukur.

Oke, sekilas tak ada yang terlalu spesial dengan lagu-lagu wajib tersebut sampai pada akhirnya gw baru tahu kalau  TEKS LAGU HYMNE GURU TELAH DIUBAH...!!!



Teks lagu “Hymne Guru” yang baru adalah sebagai berikut:

Terpujilah wahai engkau Ibu Bapak Guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
S’bagai prasasti terimakasihku ‘tuk pengabdianmu

Engkau s’bagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa....
PEMBANGUN INSAN CENDEKIA...



Judul tambahan dari Hymne Guru yaitu “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” telah diubah menjadi Pembangun Insan Cendekia”. Ternyata pemerintah baru-baru ini telah secara resmi mengubah teks serta judulnya tentunya dengan seizin pengarang asli lagu tersebut untuk hari PGRI dan Hari Guru Nasional ini.

Jujur saja gw jadi agak gimana gitu, dengan perubahan mendadak ini. Selama ini udah pewe dengan lirik “Tanpa tanda jasa” diganti dengan “Pembangun Insan Cendekia”, jelas aja jadi kurang berkenan dihati. Tapi, mau gimana lagi karena teks yang baru ini sudah diubah dan diresmikan oleh pemerintah.

Kira-kira alasannya kenapa yah?

Kalau menurut gue sih ya.... kata ”Tanpa tanda jasa” berkonotasi pada seorang yang mau dengan sukarela menjadi tenaga pengajar tanpa mengharapkan imbalan apapun. Dan hal ini  tidak cocok dengan guru-guru sekarang (bahkan guru-guru terdahulu) kebanyakan, yang dianggap Pahlawan tanpa tanda jasa  tapi digaji dan tanda kepangkatan lainnya yang tidak sama sekali mencerminkan TANPA TANDA JASA.

Kalau memandang dengan teks yang baru, yaitu “Pembangun insan cendekia”, ini lebih cocok.....sedikit..... karena tidak semua guru bersikap membangun INSAN CENDEKIA. Contohnya: Merokok di sekolah, bertutur kata tidak sopan, cabul (baru-baru ini), nyolong duit sesama guru, tukang pukul, korupsi duit sekolah, dll

Contoh-contoh diatas memang mungkin hanya sekelumit dari hal-hal yang tidak membangun generasi yang diharapkan.

Dibalik itu semua, gw berharap semoga kehidupan para guru di Indonesia bisa lebih baik dari sekarang, AMIEN....

0 komentar:

Post a Comment

Mohon untuk berkomentar menggunakan IDENTITAS yang jelas. Saya tidak akan meng-approve komentar yang menggunakan identitas "Anonim" atau "Anonymous".

Semua komentar anonim tidak akan saya tampilkan lagi. Silahkan berkomentar/berdiskusi dengan santun, sopan dan mengikuti tata krama yang baik. Terimakasih